Senin, 25 Mei 2009

tersesaat di gunung ciremai

KUNINGAN--Tujuh orang pendaki tersesat di Gunung Ciremai, Kabupaten
Kuningan. Hingga kini, belum diketahui nasib ketujuh pendaki tersebut.
Tim penyelamat masih berupaya melakukan pencarian terhadap mereka.

Adapun para pendaki itu, yakni Didi Kusmana, warga Rawa Aren, Bekasi.
Dia merupakan ketua regu pendakian. Sementara anggota pendakian terdiri
dari Widhi dan Darso, warga Tambun Bekasi, Abdul Hatni dan Gembong,
warga Bekasi Timur; serta Fredi.

Selain itu, anggota lainnya bernama Iwan, warga Durenjaya Bekasi Timur.
Berdasarkan kontak terakhir dengan petugas dari Taman Nasional Gunung
Ciremai (TNGC), Iwan terjatuh ke dalam jurang dan mengalami luka parah.

Ketujuh pendaki itu diperkirakan menaiki Gunung Ciremai melalui jalur
Palutungan pada Jumat (22/5) siang dan tersesat pada malam harinya.
Pasalnya, petugas dari TNGC sudah mendapatkan laporan mengenai peristiwa
yang menimpa para pendaki tersebut pada Sabtu (23/5).

Kepala TNGC, Muhtadin Nafari, menjelaskan, ketujuh pendaki itu tidak
memiliki izin pendakian. Dia mengatakan, para pendaki tersebut hanya
membeli tiket dari Perum Perhutani untuk berkemah.

™Untuk mendaki, para pendaki harus membeli karcis khusus dan dipandu
oleh pemandu lokal,™รข€™ kata Muhtadin, Ahad (24/5).

Muhtadin mengungkapkan, ketujuh pendaki diketahui hanya membawa sleeping
bed dan satu buah tenda. Selain itu, para pendaki sudah kehabisan
perbekalan makanan.

™Kami khawatir dengan kondisi Iwan (korban yang jatuh ke jurang, red).
Selain terluka parah, Iwan juga baru sembuh dari penyakit thypus,™ tutur
Muhtadin.

Menurut Muhtadin, hingga Sabtu (23/5) malam, pihaknya masih bisa
berkomunikasi dengan para pendaki melalui telefon genggam. Namun,
baterai dari telefon genggam milik pendaki diperkirakan habis sehingga
komunikasi tidak bisa lagi dilakukan.

Muhtadin menjelaskan, para pendaki terakhir kali diketahui di blok
Sanggabuana pada ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut. Pada
ketinggian tersebut, sambung dia, tidak terdapat mata air dan para
pendaki pun dipastikan tidak berada di jalur pendakian.

™Kami sudah membentuk tim penyelamat gabungan untuk mencari mereka,™
tandas Muhtadin.

Muhtadin mengatakan, tim gabungan terdiri dari tiga regu, yakni tim
penyelamat yang membawa perbekalan makanan, tim penjemput, dan tim
pemandu. Untuk tim penyelamat, imbuh dia, telah berangkat menuju lokasi
para pendaki sejak Sabtu (23/5) sekitar pukul 22.30 WIB. Diperkirakan
butuh waktu delapan jam pendakian untuk mencapai tempat tersebut.

Sementara itu, tim penjemput telah berangkat pada Ahad (24/5) sekitar
pukul 12.00 WIB. Jika tim tersebut berhasil membawa pulang para pendaki,
maka mereka akan dijemput oleh tim pemandu pada ketinggian 1000 meter
untuk selanjutnya dibawa turun.

Salah seorang anggota tim gabungan, Maman, proses pencarian terhambat
buurknya cuaca di Gunung Ciremai. Sejak Sabtu (23/5) malam, kawasan
Gunung Ciremai diguyur hujan.

Sementara itu, hingga pukul 16.30 WIB, tim gabungan belum memperoleh
kepastian mengenai titik lokasi keberadaan para pendaki. Namun, upaya
pencarian masih terus dilakukan.

Berdasarkan catatan Republika, sejumlah pendaki pernah mengalami
kecelakaan di Gunung Ciremai. Pada 28 Juni 2007, seorang pendaki asal
Jatibarang, Kabupaten Indramayu, Nurdianto (16) tewas akibat tak kuasa
menahan rendahnya suhu Gunung Ciremai pada ketinggian 2.950 meter di
atas permukaan laut.

Kejadian itu bermula saat korban dan sepuluh temannya mendaki gunung
Ciremai pada Selasa (26/6/2007) sekitar pukul 13.00 WIB. Selain berasal
dari SMKN 1 Jatibarang, sejumlah pendaki lainnya diketahui juga berasal
dari SMUN 1 Sliyeg.

Dalam melakukan pendakian tersebut, mereka tidak melapor dan meminta
izin terlebih dulu kepada petugas. Padahal, saat itu cuaca di gunung
Ciremai tengah tidak bersahabat. Bahkan, pasca kebakaran Oktober 2006
silam, gunung Ciremai telah dinyatakan ditutup sementara untuk aktifitas
pendakian. lis/pur

0 komentar:


Blogger Templates by Isnaini Dot Com and 2009 Wedding Dresses. Powered by Blogger